Diberdayakan oleh Blogger.

Popular Posts

Weekly post

PRECOG DREAMER

 

AM I PRECOG DREAMER?
                Aku sudah membaca beberapa situs tentang Precognitive Dream, hal yang sebelumnya tak pernah menarik perhatianku. Bahkan aku tidak pernah mendengar adanya Second Sight atau pengelihatan kedua. Jujur saja aku tidak percaya hal-hal di luar batas kewajaran, tapi semua berubah ketika aku mengalaminya sendiri. Entah itu benar atau tidak, kurasa aku adalah seorang precog dreamer.
Saat remaja aku menyukai seorang lelaki, dan karena beberapa alasan aku tidak bisa memberitahunya sampai akhirnya kami dewasa. Ketika duduk di bangku kelas 3 SMA, aku dan teman-temanku sudah ramai membicarakan Universitas. Rencana nya aku pun akan melanjutkan pendidikan ke luar kota, dari sana lah muncul pemikiran bahwa aku harus mengungkapkan perasaan itu sebelum semuanya terlambat. Why can’t longer forced to wait me? Kata-kata itu membulatkan tekadku untuk segera melakukanya,
Tapi sebelumnya aku bermimpi mengungkan perasaanku kepadanya, entah seperti apa tepatnya yang jelas aku mengatakan bahwa aku menyukainya. Dalam mimpi itu aku di tolak, kemudian dia memilih pergi dengan pacarnya. (Well, saat itu dia memang berstatus sebagai pacar orang lain). Aku agak terganggu dengan mimpi itu, tapi ku yakinkan diriku sendiri bahwa mimpi itu hanya bunga tidur saja. Aku percaya dia masih memiliki perasaan padaku, meskipun ia sudah memiliki kekasih setidaknya dia akan memberikan kesempatan padaku. Saat itu aku bahkan rela menunggunya jika ia meminta, menunggu tanpa mengganggu hubungan dengan pacarnya.
Tapi yang terjadi aku malah di tolak, aku benar-benar di tolak tanpa kesempatan. Tidak satu pun hal yang ku pikirkan terjadi, dia menolak-ku dengan tegas karena ia sudah memiliki kekasih. Aku patah hati, aku terlalu sibuk patah hati sehingga tidak terlalu memikirkan tentang mimpi sebelumnya.
Di waktu yang sama, aku punya rencana untuk melanjutkan kuliah di Malang. Nilaiku di sekolah tidak terlalu buruk, guru-guru dan teman-teman sekelasku percaya bahwa aku bisa lulus SNMPTN disana. Hal itu membuatku optimis.
Sebelum pendaftaran SNMPTN itu aku bermimpi akan berangkat ke Malang, namun saat naik kereta aku malah turun lagi dan tidak jadi kuliah disana. Lagi-lagi aku tidak mempercayai mimpi yang ku alami, kurasa aku cukup yakin akan lolos dengan nilai-nilaiku. Orang-orang di sekitarku juga yakin itu hanyalah bunga tidur saja.
Hingga tiba akhirnya pengumuman SNMPTN. Malam harinya aku bermimpi sangat jelas sekali, bahwa aku dinyatakan gagal dalam SNMPTN. Namaku tidak ada di daftar Universitas yang aku tuju, mimpi itu seperti nyata sampai-sampai membuat aku menangis dalam tidurku. Tapi aku masih merasa optimis akan lolos, sehingga tak sedikit pun aku mempercayai mimpi itu.
Tapi kenyataanya, aku gagal.
Saat itulah aku menyadari bahwa semuanya benar-benar aneh. Aku selalu bermimpi sesuatu yang bertolak belakang dengan apa yang aku percaya, tapi justru mimpi itulah yang menjadi kenyataan. Seperti sebuah jawaban.
Diantara kebingungan dan keputus-asaan itu aku iseng bergumam ‘jika benar-benar ada yang aneh pada diriku munculkan mimpi aneh lagi dan berikan petunjuk tentang apa yang harus aku lakukan kedepanya’. Aku masih ragu dan tidak terlalu mengharapkan mimpi aneh itu terjadi lagi. Tapi aku masih ingat dengan benar bahwa saat itu aku bermimpi bicara dengan seseorang, dia bercahaya dan aku tidak bisa melihat wajahnya seperti apa. Kurasa dia perempuan. Entah apa yang kami bicarakan tapi tiba-tiba saja muncul kesimpulan tentang Kesehatan Masyarakat.
Aku mengakui bahwa mimpi yang terkahir memberikan pengaruh kuat mengapa aku memilih Kesehatan Masyarakat Unsil saat pendaftaran SBMPTN. Namun saat pelaksanaanya SBMPTN ku kacau, semuanya gagal total, aku tahu semuanya sudah berakhir saat keluar dari ruangan tes SBMPTN. Lembar jawabanku baru aku beri tanda tanpa sempat menghitamkannya. Sial!! Siapa sih yang membuat peraturan setiap jawabanya harus dhitamkan sempurna? Itu membuang-buang waktu.
Atas saran seorang teman aku mendaftar di Politehnik Kesehatan Tasikmalaya, kampus itu menjadi satu-satunya harapan terakhirku. Setelah menjalani tes tulis yang disertai beberapa kekacauan kecil, iseng-iseng aku meminta jawaban sebelum tidur. Aku berharap akan mengalami mimpi yang aneh lagi.
Namun hal itu terjadi.
Satu hari menjelang pengumuman Tes Poltekkes aku bermimpi di beri 2 amplop, yang satu adalah hasil SBMPTN dan yang satu lagi adalah hasil tes di Poltekkes. Dalam mimpi itu aku tidak membuka kedua amplonya, aku berkata bahwa aku yakin SBMPTN sudah pasti gagal, lalu bagaimana dengan Poltekkes? Tidak ada jawaban sama sekali. Aneh rasanya, tiba-tiba saja aku menyimpulkan bahwa aku pasti lolos di Poltekkes.
Dan ternyata, aku memang lolos tes masuk Poltekkes Kemenkes Tasikmalya. Setelah kejadian itu aku merasa was-was pada setiap mimpi yang aku alami.
Setelah masuk perkuliahan, mimpi yang menjadi kenyataan itu tak terjadi lagi. Satu tahun berlalu aku hampir melupakan kejadian itu dan menjalani aktifitas biasa dengan normal.
Di awal semester 3 aku mendengar bahwa akan ada beasiswa mahasiswa berprestasi untuk setiap Juara 1 di kelasnya. Sekilas aku pun mendengar isu bahwa beasiswa itu hanya akan turun jika si penerimnya bisa mempertahankan juara 1 dari semester 1 dan 2. Dari sana aku merasa pesimis, aku tidak percaya diri dengan nilaiku di semester 2. Aku sangat menginginkan beasiswa itu dan selalu memikirkannya sepanjang waktu. Apakah aku akan menerima beasiswa itu?
Suatu hari aku bermimpi dengan sangat jelas bahwa aku menerima beasiswa itu. Ketika bangun aku berpikir apakah yang semalam adalah salah satu second sight juga? Aku ragu menebaknya karena sudah satu tahun berlalu dan aku tidak mengalaminya lagi.
Dan ternyata, pada hari Selasa kemarin aku benar-benar menerima beasiswa itu secara langsung. Percognitive Dream yang terjadi lagi.
Pada hari yang sama aku di panggil oleh salah satu dosen, dia mengatakan bahwa aku menjadi kandidiat mahasiswa yang akan di pilih untuk mengikuti LKTI tingkat Nasional. Syaratnya aku harus memiliki sertifikat prestasi selama di SMA. Aku sangat sangat dan optimis saat mengetahuinya, semasa SMA aku masuk tim LKTI sekolah dan bahkan permasuk masuk Finalis 10 besar LKTI se-pulau Jawa. Tapi disisi lain aku dengar pesaingku juga punya sertifikat prestasi yang lumayan banyak juga. Dari sana aku mulai ragu-ragu dan terus memikirkanya, aku rasa aku sangat menginginkan lomba itu, tapi bagaimana jika aku tidak terpilh?
Malam harinya aku bermimpi menyerahkan lembar sertifikatku dan aku langsung dinyatakan terpilih, mimpi itu sangat singkat dan jelas. Meski sudah beberapa kali mengalami Precognitive Dream tapi aku tidak yakin sepenuhnya bahwa kali ini hal itu akan menjadi kenyataan. Aku masih ragu, tidak yakin akan terpilih atau tidak.
Terlepas dari keanehan itu, aku akan mendapatkan jawabanya hari ini. Apakah aku terpilih atau tidak? Jika benar-benar terpilih maka semuanya benar-benar sangat aneh.
Siapa pun yang membaca ini, menurut kalian apa yang terjadi padaku?

 

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar