AM I PRECOG DREAMER?
Aku
sudah membaca beberapa situs tentang Precognitive Dream, hal yang sebelumnya
tak pernah menarik perhatianku. Bahkan aku tidak pernah mendengar adanya Second
Sight atau pengelihatan kedua. Jujur saja aku tidak percaya hal-hal di luar
batas kewajaran, tapi semua berubah ketika aku mengalaminya sendiri. Entah itu
benar atau tidak, kurasa aku adalah seorang precog dreamer.
Saat remaja aku menyukai seorang
lelaki, dan karena beberapa alasan aku tidak bisa memberitahunya sampai akhirnya
kami dewasa. Ketika duduk di bangku kelas 3 SMA, aku dan teman-temanku sudah
ramai membicarakan Universitas. Rencana nya aku pun akan melanjutkan pendidikan
ke luar kota, dari sana lah muncul pemikiran bahwa aku harus mengungkapkan
perasaan itu sebelum semuanya terlambat. Why
can’t longer forced to wait me? Kata-kata itu membulatkan tekadku untuk
segera melakukanya,
Tapi sebelumnya aku bermimpi
mengungkan perasaanku kepadanya, entah seperti apa tepatnya yang jelas aku
mengatakan bahwa aku menyukainya. Dalam mimpi itu aku di tolak, kemudian dia
memilih pergi dengan pacarnya. (Well, saat itu dia memang berstatus sebagai
pacar orang lain). Aku agak terganggu dengan mimpi itu, tapi ku yakinkan diriku
sendiri bahwa mimpi itu hanya bunga tidur saja. Aku percaya dia masih memiliki
perasaan padaku, meskipun ia sudah memiliki kekasih setidaknya dia akan
memberikan kesempatan padaku. Saat itu aku bahkan rela menunggunya jika ia
meminta, menunggu tanpa mengganggu hubungan dengan pacarnya.
Tapi yang terjadi aku malah di
tolak, aku benar-benar di tolak tanpa kesempatan. Tidak satu pun hal yang ku
pikirkan terjadi, dia menolak-ku dengan tegas karena ia sudah memiliki kekasih.
Aku patah hati, aku terlalu sibuk patah hati sehingga tidak terlalu memikirkan
tentang mimpi sebelumnya.
Di waktu yang sama, aku punya
rencana untuk melanjutkan kuliah di Malang. Nilaiku di sekolah tidak terlalu
buruk, guru-guru dan teman-teman sekelasku percaya bahwa aku bisa lulus SNMPTN
disana. Hal itu membuatku optimis.
Sebelum pendaftaran SNMPTN itu
aku bermimpi akan berangkat ke Malang, namun saat naik kereta aku malah turun
lagi dan tidak jadi kuliah disana. Lagi-lagi aku tidak mempercayai mimpi yang
ku alami, kurasa aku cukup yakin akan lolos dengan nilai-nilaiku. Orang-orang
di sekitarku juga yakin itu hanyalah bunga tidur saja.
Hingga tiba akhirnya pengumuman
SNMPTN. Malam harinya aku bermimpi sangat jelas sekali, bahwa aku dinyatakan
gagal dalam SNMPTN. Namaku tidak ada di daftar Universitas yang aku tuju, mimpi
itu seperti nyata sampai-sampai membuat aku menangis dalam tidurku. Tapi aku
masih merasa optimis akan lolos, sehingga tak sedikit pun aku mempercayai mimpi
itu.
Tapi kenyataanya, aku gagal.
Saat itulah aku menyadari bahwa
semuanya benar-benar aneh. Aku selalu bermimpi sesuatu yang bertolak belakang
dengan apa yang aku percaya, tapi justru mimpi itulah yang menjadi kenyataan.
Seperti sebuah jawaban.
Diantara kebingungan dan
keputus-asaan itu aku iseng bergumam ‘jika benar-benar ada yang aneh pada
diriku munculkan mimpi aneh lagi dan berikan petunjuk tentang apa yang harus
aku lakukan kedepanya’. Aku masih ragu dan tidak terlalu mengharapkan mimpi
aneh itu terjadi lagi. Tapi aku masih ingat dengan benar bahwa saat itu aku
bermimpi bicara dengan seseorang, dia bercahaya dan aku tidak bisa melihat
wajahnya seperti apa. Kurasa dia perempuan. Entah apa yang kami bicarakan tapi
tiba-tiba saja muncul kesimpulan tentang Kesehatan Masyarakat.
Aku mengakui bahwa mimpi yang
terkahir memberikan pengaruh kuat mengapa aku memilih Kesehatan Masyarakat
Unsil saat pendaftaran SBMPTN. Namun saat pelaksanaanya SBMPTN ku kacau,
semuanya gagal total, aku tahu semuanya sudah berakhir saat keluar dari ruangan
tes SBMPTN. Lembar jawabanku baru aku beri tanda tanpa sempat menghitamkannya.
Sial!! Siapa sih yang membuat peraturan setiap jawabanya harus dhitamkan
sempurna? Itu membuang-buang waktu.
Atas saran seorang teman aku
mendaftar di Politehnik Kesehatan Tasikmalaya, kampus itu menjadi satu-satunya
harapan terakhirku. Setelah menjalani tes tulis yang disertai beberapa
kekacauan kecil, iseng-iseng aku meminta jawaban sebelum tidur. Aku berharap
akan mengalami mimpi yang aneh lagi.
Namun hal itu terjadi.
Satu hari menjelang pengumuman
Tes Poltekkes aku bermimpi di beri 2 amplop, yang satu adalah hasil SBMPTN dan
yang satu lagi adalah hasil tes di Poltekkes. Dalam mimpi itu aku tidak membuka
kedua amplonya, aku berkata bahwa aku yakin SBMPTN sudah pasti gagal, lalu
bagaimana dengan Poltekkes? Tidak ada jawaban sama sekali. Aneh rasanya,
tiba-tiba saja aku menyimpulkan bahwa aku pasti lolos di Poltekkes.
Dan ternyata, aku memang lolos
tes masuk Poltekkes Kemenkes Tasikmalya. Setelah kejadian itu aku merasa was-was
pada setiap mimpi yang aku alami.
Setelah masuk perkuliahan, mimpi
yang menjadi kenyataan itu tak terjadi lagi. Satu tahun berlalu aku hampir
melupakan kejadian itu dan menjalani aktifitas biasa dengan normal.
Di awal semester 3 aku mendengar
bahwa akan ada beasiswa mahasiswa berprestasi untuk setiap Juara 1 di kelasnya.
Sekilas aku pun mendengar isu bahwa beasiswa itu hanya akan turun jika si
penerimnya bisa mempertahankan juara 1 dari semester 1 dan 2. Dari sana aku
merasa pesimis, aku tidak percaya diri dengan nilaiku di semester 2. Aku sangat
menginginkan beasiswa itu dan selalu memikirkannya sepanjang waktu. Apakah aku akan menerima beasiswa itu?
Suatu hari aku bermimpi dengan
sangat jelas bahwa aku menerima beasiswa itu. Ketika bangun aku berpikir apakah
yang semalam adalah salah satu second sight juga? Aku ragu menebaknya karena
sudah satu tahun berlalu dan aku tidak mengalaminya lagi.
Dan ternyata, pada hari Selasa
kemarin aku benar-benar menerima beasiswa itu secara langsung. Percognitive
Dream yang terjadi lagi.
Pada hari yang sama aku di panggil
oleh salah satu dosen, dia mengatakan bahwa aku menjadi kandidiat mahasiswa
yang akan di pilih untuk mengikuti LKTI tingkat Nasional. Syaratnya aku harus
memiliki sertifikat prestasi selama di SMA. Aku sangat sangat dan optimis saat
mengetahuinya, semasa SMA aku masuk tim LKTI sekolah dan bahkan permasuk masuk
Finalis 10 besar LKTI se-pulau Jawa. Tapi disisi lain aku dengar pesaingku juga
punya sertifikat prestasi yang lumayan banyak juga. Dari sana aku mulai
ragu-ragu dan terus memikirkanya, aku rasa aku sangat menginginkan lomba itu,
tapi bagaimana jika aku tidak terpilh?
Malam harinya aku bermimpi
menyerahkan lembar sertifikatku dan aku langsung dinyatakan terpilih, mimpi itu
sangat singkat dan jelas. Meski sudah beberapa kali mengalami Precognitive
Dream tapi aku tidak yakin sepenuhnya bahwa kali ini hal itu akan menjadi
kenyataan. Aku masih ragu, tidak yakin akan terpilih atau tidak.
Terlepas dari keanehan itu, aku
akan mendapatkan jawabanya hari ini. Apakah aku terpilih atau tidak? Jika
benar-benar terpilih maka semuanya benar-benar sangat aneh.
Siapa pun yang membaca ini,
menurut kalian apa yang terjadi padaku?
0 komentar:
Posting Komentar