Diberdayakan oleh Blogger.

Popular Posts

Weekly post

More Than Words

MORE THAN WORDS


Tidak semua hal sesederhana apa yang bisa diungkapkan oleh kata-kata.

            Gadis itu bernama Aika, ia telah berusia 21 tahun ketika mengingat memori 8 tahun silam. Saat itu dia hanyalah seorang remaja SMP yang menjunjung tinggi arti persahabatan, sekaligus seseorang yang tidak bisa berhenti mencintai ketika ia memulainya. Namun siapa sangka di tahun itu ia dan sahabatnya menyukai lelaki yang sama, dan mereka terlibat cinta segitiga yang rumit ketika si laki-laki menyatakan perasaan pada Aika. Karena sudah terlanjur berjanji untuk tidak saling menghianati Aika terpaksa harus menolak orang tersebut. Dari sanalah pertama kali hatinya patah karna sudah menolak seorang laki-laki yang sebenarnya telah mencuri hatinya sejak awal. Ben, nama itulah yang selalu ia ingat sampai sekarang.
            Aika masih tidak tahu jati dirinya, ia menganggap remeh perasaanya terhadap Ben dan berpikir akan mudah melupakan laki-laki itu seiring berjalanya waktu. Tetapi Aika malah mendapati dirinya selalu terjebak dalam sebuah kesempatan yang membuatnya semakin menyukai Ben. Karena setiap senin pagi saat upacara ia akan berdiri di samping Ben, sesekali mereka akan berceloteh kecil setengah berbisik saat upacara telah berlangsung. Kemudian Aika membacakan pembukaan UUD dengan gugup, dan terakhir Ben si pembaca Do’a selalu berhasil membuat Aika terkagum-kagum dengan pelafalananya.
Di tahun pertama setelah ia menolak Ben, sekolah menyeleksi dua orang terpilih yang akan di ikut sertakan untuk Olimpiade Matematika di tingkat Kota, dan kedua siswa itu tidak lain adalah Aika dan Ben. Acara itu  membuat Aika lebih sering menghabiskan waktu bersama Ben, meskipun hanya duduk diam tanpa saling bicara tetapi Aika sudah cukup senang akan hal itu. Dari sana ia tahu ia sangat menyukai Ben tapi tidak bisa berbuat apa-apa, ia hanya bisa menyimpannya rapat-rapat demi menjaga perasaan sahabatnya.
Menjelang kelulusan sekolah Aika dan Ben menjadi siswa berprestasi yang dibangga-banggakan sekolah. Keduanya lalu di tunjuk untuk menjadi pasangan di hari kenaikan kelas sekaligus hari perpisahan kelas IX. Hari yang sangat di tunggu-tunggu Aika meskipun tidak ada satu pun orang yang mengetahuinya, karena ia akan berdampingan dengan Ben seharian penuh.
Aika yang memang penyuka warna putih memilih gaun pengantin putih dengan berukat dilehernya, ia dirias dengan detail oleh tim make up, rambutnya di sanggul ke atas dan di sematkan beberapa aksesoris cantik yang senada dengan warna kebayanya. Di waktu yang sama tubuh tinggi Ben di balut dengan setelah jas hitam, rambutnya disisir rapi, ia sangat gagah dengan pundak yang lebar dan dada bidangnya. Hal itu membuat Aika semakin menyukai Ben dan gadis itu berharap Ben juga akan kembali jatuh hati padanya seperti beberapa tahun kebelakang, atau paling tidak semoga Ben masih memiliki perasaan itu sampai sekarang.
Akhirnya waktu yang dinatikan telah tiba, Aika dan Ben benar-benar bergandengan sampai akhir acara.  Bagaikan sebuah mimpi… Mimpi yang tidak pernah terpikirkan oleh Aika sebelumnya, hari itu ia rela menukar apa saja agar detik bisa berjalan lebih lambat dari biasanya. Namun ke-esokan harinya  Aika seperti harus benar-benar bangun dari mimpi indahnya, karena mulai saat itu ia tidak akan lagi bertemu Ben di sekolah, ia tidak akan menemukan lagi punggung favoritnya yang selalu ia lihat dari kejuahan, hari-hari Aika dan Ben di sekolah benar-benar berakhir karena keduanya melanjutkan pendidikan di SMA yang berbeda.
            Seperti yang sudah di duga meskipun Aika bertemu banyak orang baru di SMA ia masih tidak bisa melupakan Ben, ia menyadari perasaanya tidak sesederhana apa yang selama ini dia duga. Ben seperti sudah mendarah daging dalam hatinya, lelaki itu tidak mudah pergi meski Aika sudah berupaya keras. Ia ingat sekali saat masih kelas 1 SMA, sekolah libur karena sedang ada ujian kelas XII dan Ben si cowok cuek dan dingin itu mengajaknya mengunjungi SMP, hanya berdua. Tentu saja Aika langsung mengiya-kan. Ia menunggu Ben dengan hati berbunga-bunga, hari itu adalah pengalaman menunggu yang paling membahagiakan untuk Aika, ia sama sekali tidak keberatan menunggu Ben selama apa pun.
            Tidak lama kemudian Ben datang mengendari motor barunya dan ada hal yang membuat Aika meleleh melihat kedatangan Ben. Hal itu karena Ben mengendarai motor berwarna putih, helm putih dan semua yang di pakainya memiliki nuansa putih. Aika bahkan sempat berfikir apa Ben sengaja melakukan hal itu untuk membuat dirinya terkesan? karena ia sangat menyukai warna putih?
Lama waktu berselang setelah kejadian itu, Aika mendengar kabar bahwa Ben telah memiliki kekasih yang sekelas denganya dan menurut gosip yang beredar gadis itu yang  duluan mendekati Ben.
            “Semuanya gak setuju Ben jadian sama cewek itu. Dia centil, pecicilan, agresif, sementara Ben dingin dan pendiam. Tapi kayaknya Ben udah suka banget sama tu cewek soalnya dia itu pacar pertamanya Ben.”
            JLEBB…. Kali ini hati Aika tidak hanya patah tapi benar-benar hancur berantakan. Ben telah bersama orang lain tanpa tahu lebih dulu perasaan Aika yang sebenarnya. Dan kata terakhir itu membuat penyesalanya kembali mencuat ke permukaan, penyesalan bahwa dulu ia pernah menolak kesempatan menjadi pacar pertama Ben.
            Menjelang lulus SMA Aika benar-benar putus asa. Ia kesulitan untuk jatuh cinta pada orang lain meskipun sudah mencoba berpacaran dengan beberapa orang, tapi hal itu tidak berhasil membuat Ben pergi dari pikiranya. Patah hatinya masih tetap berlanjut dan penyesalanya masih tidak berubah. Akhirnya Aika menyadari tidak ada gunanya menyimpan perasaan itu lebih lama selain tersiksa sendirian. Tidak ada yang akan tahu perasaanya kepada Ben karena ia tidak pernah menunjukanya. Maka jalan terakhir untuk semua masalah dihatinya adalah dengan mengungkapkan semua pada Ben. Dan semenjak hari itu Aika gencar mendekati Ben, ia tidak peduli lagi dengan janji kepada sahabatnya ataupun status Ben yang sudah memiliki kekasih.
            Namun lama kelamaan Aika menyadari tidak ada sedikitpun kesempatan untuknya, tidak hanya kata orang tapi ia juga merasa Ben sudah benar-benar menyukai gadis itu. Akhirnya ia memutuskan untuk menyerah, perasaan Aika mungkin memang tidak seharusnya sampai ke telinga Ben. Akhirnya Aika mengakhiri perasaan itu lewat sebuah status di media social yang ia posting. Dan tidak lama kemudian, tanpa terduga Ben membuat status aneh di tengah hubungan harmonisnya dengan sang kekasih. ‘Why can’t Longer Forced to Wait me.’
            Aika masih ingat kata-kata itu sampai sekarang. Hal itu masih menjadi misteri mengapa Ben menulis kata-kata tersebut disaat ia hampir memutuskan untuk menyerah. Meskipun di telaah ribuan kali Aika merasa kata-kata itu bukan ditujukan kepada kekasihnya karena hubungan mereka dalam keadaan baik-baik saja. Sehingga tanpa curiga sedikitpun Aika merasa kata-kata itu adalah lampu hijau baginya, lalu dengan segenap keberanian yang ada Aika menghubungi Ben.
            Tapi tidak ada sepatah kata pun yang keluar selain kata Aku menyukaimu.. Hati Aika menjerit-jerit karena ada lebih banyak hal yang harus diketahui Ben, bukan hanya hal se-sederhana kata aku menyukaimu. Tapi lidah Aika kelu dan ia merasa semua kata-kata yang ingin dia ucapkan tersendat di tenggorokanya. Lalu Ben hanya merespon dengan kata singkat yang menohok. I’m so sorry Aika, I have a girlfriend. Semoga kamu menemukan orang yang lebih dari aku.
            Aika kecewa, sedih, dan putus asa. Tapi bukan hanya penolakan Ben yang membuat hatinya hancur, melainkan karena kepayahan dirinya sendiri yang tidak bisa menyampaikan dengan benar apa yang seharusnya Ben dengar. Setidaknya Ben harus tahu bahwa Aika sudah menyukai Ben jauh sebelum Ben menyatakan perasaanya 5 tahun yang lalu, Aika tidak bisa lagi jatuh cinta kepada orang lain selain Ben, dan hari-harinya selalu di bayangi rasa bersalah dan penyesalan.
            Tapi Aika harus menyadari posisinya, Ben sudah memiliki kekasih dan lelaki itu pun sudah menolaknya baik-baik. Mungkin kesempatan untuk menyatakan semua perasaanya tidak akan pernah ada, dan rasa itu hanya tercipta untuk di pendam saja. Namun sampai pada kenyataan Ben telah menolak perasaanya, Aika masih terkagum-kagum pada lelaki itu. Ben benar-benar konsisten dan tipe yang setia, ia tidak menghianati kepercayaan kekasihnya. Seperti yang dikatakan Ben, Aika berharap semoga bisa menemukan lelaki yang lebih Baik dari Ben jika itu memang ada.
            Tidak ada pilihan lain, Aika memutuskan untuk menyerah meski ia tau tidak akan pernah bisa benar-benar melakukanya. Karena Aika sangat menyukai Ben lebih dari apapun maka 8 tahun bukan waktu yang cukup untuk mengakhirinya. Ia hanya menyerah tentang bisa bersama Ben tapi tidak dengan perasaanya, sehingga jika suatu saan Ben datang hati Aika akan selalu terbuka untuk selalu menerimanya. Lalu gadis itu pun menutup kenanganya dengan sebuah penantian semu dan kerinduan tanpa akhir.

Perasaanku pada Ben lebih dari sekedar kata Aku menyukaimu….

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS