BLACK FAIRYS
Di tempat yang
tidak pernah di perkirakan manusia akan keberadaanya, berkumpul berbagai macam makhluk
dengan kemampuan unik yang berbeda-beda. Mereka menempati ruangan lembab di
bawah permukaan tanah dan di pimpin oleh kepala kaum bernama Nepton. Nepton
sendiri di gambarkan sebagai kepala kaum yang tegas dan bijaksana, memiliki
perwujudan manusia setengah singa dengan rambut ke-emasan melingkari ujung
permukaan wajahnya. Tingginya hampir mencapai 3 meter, mengenakan jubah perak
yang menjuntai dibawah kakinya. Kemampuanya adalah membaca pikiran semua
makhluk yang bertatapan langsung denganya, karena itulah dia dijadikan kepala
kaum.
Nepton memiliki 12
anak laki-laki yang memiliki kemampuan unik kecuali sang bungsu bernama Hiro,
dia juga satu-satunya yang punya berwujudan manusia sejati. Bungsu dari kepala
kaum membuat Hiro mendapat perlakuan baik dan di manja semua saudaranya, selain
itu semua keinginan Hiro terbiasa di kabulkan karena Nepton pun begitu
menyayanginya. Namun hal itu tidak berlangsung lama karena meskipun telah
tumbuh dewasa Hiro tidak menunjukan kepemilikan kekuatan, perwujudannya yang
seperti manusia sejati juga membuat makhluk yang lain curiga. Hal itu membuat
kaum yang menyebut mereka sendiri ‘Terasing’ itu mulai menurunkan kepercayaan
mereka terhadap Nepton. Tidak sedikit dari mereka yang protes maupun berontak
secara terang-terangan, untuk menghentikan gejolak yang terjadi mau tidak mau
Nepton harus mengambil suatu tindakan. Dan satu-satunya harapan Nepton bagi
Hiro adalah makhluk bernama Black Fairys.
“Tapi Ayah, Hiro
belum cukup dewasa untuk menghadapi makhluk setingkat Black Fairys.” Protes
putra pertama Nepton bernama Pery.
“Hal itu lebih
baik dari pada ia di eksekusi atau di asingkan sepenuhnya ke dunia manusia.”
“Tidak bisakah
ayah melindungi Hiro dengan wewenang yang ayah miliki.” Tambah putra Nepton
yang lain.
Nepton menggeleng
sembari menghembuskan nafas panjang. “Hanya karena Hiro adalah anak kepala kaum
bukan berarti dia akan lolos dari peraturan. Jika tidak dari sekarang, maka
akan lebih banyak lagi gejolak pemberontakan yang terjadi.” Tambahnya dengan
nada putus asa.
Semua orang yang
ada di ruang platina termasuk putra-putra Nepton dan beberapa petinggi kaum
terdiam setengah merenung. Nepton yang duduk menjadi kiblat semua orang
akhirnya menggerakan tanganya, menyuruh seseorang memanggil Hiro. Tak berselang
beberapa saat, Hiro muncul dengan langkah ringan ditambah senyum riang
mengembang di wajahnya.
“Apakah sudah
saatnya bagiku untuk mengikuti rapat di ruang platina?” Katanya dengan nada
tinggi yang kelewat bersemangat. Ia lalu mengedar pandangan penuh kagum pada
tiap incni di ruangan itu.
“Hiro, ayah tidak
suka basa-basi dan akan langsung mengutarakannya padamu.” Nepton angkat bicara
dengan nada berat .
“Ayah tidak
menerima penolakan, jadi mau tidak mau kau harus melaksanakan tugas ini.”
Nepton terdiam sembari menatap Hiro lekat-lekat, lalu melanjutkan. “Kau akan di
tempatkan di suatu daerah yang jauh dari tempat ini, dan tidak boleh kembali
sebelum menemukan makhluk bernama Black Fairys.”
Semua orang di
ruangan itu menatap Hiro iba, namun bertolak belakang dengan ekspresi Hiro yang
senang bukan kepalang. Ia bahkan membuat semua orang terkejut dengan
meloncat-loncat girang.
“Aku tidak percaya
ini, pertama kali ikut serta rapat dan aku sudah di beri tugas. Akhirnya hari
yang ku tunggu-tunggu telah tiba.” Hiro mengepalakan tanganya dan meninju
langit dengan bangga. “Aku sangat iri pada semua saudaraku yang di beri tugas.
Ayah kenapa tidak memberikan tugas ini dari dulu, kau tidak tau berapa lama aku
menunggu tugas pertamaku.”
Kemudian ruang
platina seperti membeku, karena hampir semuanya menganga tak percaya pada
respon yang akan Hiro tunjukan. 90% mereka menganggap Hiro yang manja akan
merengek-rengek pada ayah atau saudaranya.
“Dimana aku akan
di tempatkan? Apakah di dekat mall yang waktu itu di tunjukan Vigo, atau di tempat
dengan gedung-gedung yang banyak kendaraannya? Kau ingatkan Ramon, waktu itu
kita sama-sama menghitung mobil yang lewat di pinggir jalan. Bahkan kita sampai
berkelahi memperebutkan mobil merah itu, hahahaha........” Hiro tertawa
terpingkal-pingkal sampai memegangi perutnya. “Sampai mobil itu menghilang kita
masih berkelahi.”
Keheningan
terbelah dengan suara terbahak Hiro, sementara itu Ramon berusaha menahan malu
dengan menyembunyikan wajahnya dari semua orang.
Nepton berdehem
keras sehingga tawa Hiro perlahan berhenti.
“Jadi kamu
menerima tugas pencarian Black Fairys ini?”
“Tentu saja,
memangnya dia jenis serangga macam apa sampai harus di cari-cari.” Jawab Hiro
enteng.
Semua orang
terbelalak, bahkan bola mata Kaisar hampir meloncat dari singgasananya.
“Jadi kamu belum
tau sedikitpun mengenai Black Fairys?”
Hiro mengangkat
bahu.
“Tidak kah kamu
belajar sedikit saja tentang sejarah Kaum kita?” Nada Kaisar mulai meninggi.
“Aih, sejarah
sangat membosankan ayah. Lagi pula tidak baik mengingat-ngingat masa lalu,
alangkah lebih bijak bila kita berfokus pada masa depan.” Hiro membusungkan
dada, merasa dirinya sudah benar-benar dewasa.
“Lalu apa yang
biasa kamu dengarkan saat ayah memberi petuah setiap Jum’at pertengahan malam?”
“Sebenarnya, aku
dan Thunder sering melarikan diri setiap Jum’at pertengahan malam. Pidato ayah
tidak menarik, selalu monoton dan itu-itu saja, hehe.”
Semua orang
tersentak tak terkecuali Nepton, wajahnya merah padam. Bahkan rambut peraknya
seakan berubah menjadi semerah api. Sementara itu Thunder yang merupakan saudara
ketiga Hiro tak kuasa mengangkat kepalanya, ia terlanjur malu pada semua orang.
“Mengapa harus
membawa-bawa namaku.” Rintih Thunder tertahan.
Tak bisa di
pungkiri, ternyata saudara Hiro yang lain tengah gelisah seraya berkomat-kamit
takut namanya di bawa-bawa. Karena semua nama yang keluar dari mulut Hiro
hanyalah sesuatu yang berhubungan dengan tindakan konyol dan memalukan.
“Thunder...” Suara
Nepton terdengar menggelegar. “Sebaiknya kau beritahu anak itu tentang Black
Fairys. Dan sore ini aku ingin keputusannya sudah ada di mejaku, harus kau
selesaikan semua yang bersangkutan dengan masalah ini.” Usai mengatakanya,
Nepton meninggalkan singgasana dengan ekspresi kesal yang jelas.
Seusai Nepton
meninggalkan ruang platina suasana menjadi gaduh, saudara-saudaranya berdatangan
satu persatu lalu bergantian menjitak kepala Hiro, apalagi mereka yang namanya
keluar dari mulut Hiro.
“Hei anak nakal..
Berani sekali kau bilang begitu pada ayahmu.” Giliran Pery sang anak tertua
yang menjitak Hiro. Pery yang bisa bertransformasi menjadi naga adalah salah
satu kemampuan favorit Hiro, oleh karena itu ia sangat iri kepadanya. Tidak,
sebenarnya dia juga iri pada semua saudaranya yang masing-masing memiliki
kekuatan unik.
Hiro nyengir lalu
berujar. “Aku hanya tidak terbiasa menyembunyikan apa yang aku pikirkan.”
“Tapi walau
bagaimanapun, kau akan jauh dari kami. Tidak ada lagi yang akan berani
berkata hal yang macam-macam pada ayah.” Pery tersenyum kecil, lalu merengkuh
Hiro. Memeluk adik bungsu nya yang sekarang tingginya hampir sejajar dengan
dirinya. “Kau tumbuh dengan cepat.”
Melihat
pemandangan itu saudara-saudara Hiro yang lain kemudian mengerumuninya lagi,
kali ini bergantian untuk memeluknya.
* * *
“Dulu, nenek
moyang kita hidup berdampingan dengan manusia. Karena pada hakiakatnya kita
juga manusia, hanya saja kita bukan manusia biasa tapi manusia yang di beri
kemampuan unik.” Thunder menjelaskan dengan tenang kepada Hiro saat berada di
dekat kolam air panas yang bergejolak di depan mereka. “Black Fairys adalah
hakim kami, berjumlah 4 dan masing-masing dari mereka mempunyai kekuatan luar
biasa. Tidak ada satupun dari nenek moyang kita maupun manusia yang berani
melawan mereka.”
“Karena tidak
memiliki kekuatan seperti nenek moyang kita, kaum manusia merasa iri. Dan
mereka berusaha menyingkirkan nenek moyang kita. Peperangan pun terjadi,
dan...”
“Nenek moyang kita
yang menang?” Potong Hiro.
“Tentu saja,
manusia yang lemah akan kalah dengan nenek moyang kita yang memiliki kemampuan.
Namun peperangan itu menyebabkan banyak sekali kerusakan dibumi, sehingga ke
empat Black Fairys pun turun tangan.”
“Lalu apa yang
terjadi pada nenek moyang kita?”
“Mereka, membuang
kita kesini.”
“Apa?” Hiro
terbelalak, ia fikir tempat ini memanglah tempat mereka dari awalnya. Mengingat
bagaimana megah dan hebatnya dunia manusia Hiro merasa kekesalan mulai
merambati pembuluh darahnya.
“Mengapa kita
tidak kembali dan meminta keadilan pada Black Fairys?” Desak Hiro.
Thunder berdehem.
“Black Fairys menghilang setelah itu, dua diantara mereka di kabarkan
memusnahkan diri sebagai hukuman karena tidak bisa mencegah peperangan antar
kaum kita dan kaum manusia. Dan untuk beberapa ratus tahun setelahnya Black
Fairys hanyalah sebuah legenda. Sisa nya tidak pernah muncul lagi, dan mereka
dianggap sudah menghilang oleh semua kaum.”
“Lalu mengapa kita
tidak kembali kedunia manusia?”
“Ceritaku belum
selesai.” Thunder menghirup nafas kuat-kuat. “Pada suatu hari kaum kita
merencanakan penyerangan terhadap dunia manusia untuk menebus ketidak adilan
yang menimpa kaum kita, namun kau tau apa yang terjadi?”
Hiro menggeleng,
suasana begitu hening sehingga Hiro bisa mendengar dengan jelas tiap kata yang
keluar dari mulut saudaranya itu.
“Kita tidak pernah
benar-benar pergi dari tempat ini, seperti penjara. Ya, tempat ini seperti
penjara bagi kaum kita.”
Hiro
mengerenyit.”Aku tidak mengerti.”
“Kaum kita
pernah beramai-ramai pergi melalui lobang pembatas namun mereka hanya kembali lagi ke dasar
tempat ini, tidak benar-benar sampai ke dunia manusia. Dan itu merupakan
tanda bahwa dua Black Fairys yang tersisa itu mungkin masih ada.”
“Tapi aku, Vigo
dan Ramon bisa pergi ke dunia manusia.” Hiro menyanggah.
“Aku juga tidak
mengerti, tapi aku pernah mendengar ada dua syarat untuk pergi ke dunia
manusia. Yang pertama kau harus punya kekuatan, yang kedua hanya satu orang
yang boleh ikut denganmu. Ramon punya kekuatan teleportasi yang bisa membuatnya
pergi ke tempat lain dalam waktu singkat, Sementara Vigo bisa mengendalikan
elemen tanah sehingga dapat pergi keluar melalui lubang di permukaan tanah. Kau
harusnya ingat tidak pernah pergi dengan Vigo dan Ramon secara bersamaan.”
“Ya kufikir hal
itu benar, jadi itulah sebabnya.” Hiro mengangguk-ngagguk paham. “Thunder, aku
ingin bertanya sebenarnya Black Fairys itu makhluk seperti apa? Maksudku
bagaimana perwujudanya?”
“Black Fairys
adalah makhluk cahaya, punya perwujudan peri bersayap hitam yang sangat cantik.
Tidak ada cela dari wujud mereka, kau bayangkan saja seorang perempuan yang
memiliki pesona tingkt dewa. S-E-M-P-U-R-N-A”
“Apa kau sendiri
pernah melihatnya?”
Thunder menggeleng
kuat-kuat. “Tidak ada yang pernah, bahkan aku ragu ayah pernah meihatnya juga.
Karena setiap kali bicara tentang Black Fairys dia selalu menghindar.”
“Aku pikir tugas
ini akan sulit.” Hiro merasakan kebranian dalam dirinya mengerucut.
Thunder terkekeh.
“Aku masih ingat bagaimana girang nya seseorang ketika diberi tugas pertama.”
“Itu karena aku
masih tidak tau..”
“Tugas ini memang
berat, maka dari itu kau harus hati-hati. Dunia manusia tidak setenang yang kau
lihat selama ini, mereka tetap licik seperti dahulu. Aku benci manusia yang
lemah dan memiliki sifat iri.” Maki Thunder,
Hiro terdiam, ia
memikirkan sesuatu yang baru saja di sadarinya. Lemah dan iri, rasanya
kata-kata itu lebih mengingatkan ia pada dirinya sendiri ketimbang manusia.
“Thunder, beritau
aku tentang manusia itu.” Tanya Hiro dengan nada gelisah.
“Yang pertama
mereka tidak memiliki kekuatan, yang kedua mereka lemah karena membutuhkan
tidur, mereka akan sakit, dan umur yang pendek.”
Hiro mulai
berkeringat dingin, lalu dengan nada bergetar ia berkata. “Thunder apa aku ini
manusia?”
Thunder terkesiap.
“Mengapa kau bertanya tentang...” Kata-katanya menggantung, ia terdiam cukup
lama lalu menatap Hiro tiba-tiba.
“Aku pernah
mendengar beberapa makhluk berkata hanya aku yang punya perwujudan manusia
sejati, dan hanya aku yang tidak memiliki kekuatan. Thunder, memejamkan mata
untuk waktu yang lama bukankah itu namanya tidur?”
Thunder kehilangan
kata-katanya, ia tampak tergagap. Ekor kadalnya bergerak-gerak gelisah tanda ia
sedang bingung.
“Thunder, untuk
pertama kalinya aku merasa iri pada ekor jelekmu itu. Selama ini aku selalu
mengejeknya padahal aku lah yang paling hina di antara kalian.” Hiro merasakan
wajahnya memanas, ada yang mendesak keluar dari matanya. Dan ia tidak bisa
menahanya lagi.
“Hei, ada yang
keluar dari matamu.” Thunder mencolek sesuatu berwujud cairan bening itu dari
pipi Hiro lalu menjilatnya. “INI SUMBER MATA AIR... Siapa bilang kau tidak
memiliki kekuatan, Hiro lihatlah hanya kau yang bisa membuat air mengalir dari
matamu.”
Hiro semakin
terisak. “Manusia melakukanya juga, mereka bilang namanya menangis. Jangan
mencoba mengalihkan topik pembicaraan Thunder, aku tidak bodoh lagi sekarang.”
“Hirooo, kau
adalah bagian dari kami. Apa pun yang terjadi bagiku kau bukanlah manusia.”
“Tapi tidak semua makhluk berfikir begitu.. Thunder, apa karena inilah aku dibuang ke tempat yang
jauh?” Hiro merasakan tubuhnya lemas, benteng yang ia bangun dengan
kepercayaan itu mulai roboh sedikit demi sedikit oleh kenyataan yang ada.
“Hiro.. Siapa yang
bilang kau akan dibuang, kau hanya di kirim untuk sementara waktu sampai
menemukan Black Fairys.”
“Kau sendiri yang
bilang ragu kalau ayah pernah bertemu dengan makhluk itu. Kalau orang sehebat
ayah tidak pernah menemukanya, bagaimana dengan makhluk lemah yang tidak
memiliki kekuatan sepertiku.”
“Hiro...”
“Aku telah
mendapatkan semua informasi yang ku butuhkan. Bilang saja pada ayah aku akan
pergi jika itu keinginan kalian.”
Dengan langkah lunglai, Hiro pergi dari tempat itu. Sementara Thunder dengan berat hati
membiarkan anak itu pegi tanpa mengucapkan sepatah kata pun lagi.
* * *
Hiro tidak banyak
bicara setelah di jatuhi tugas pertamanya, bahkan mendekati hari-hari
pemberangkatan ia semakin menghindar dari semua orang. Tidak ayal semua makhluk
di buat geger, sebelum benar-benar kehilangan Hiro mereka sudah terlebih dahulu
kehilangan jiwa nakal anak itu. Nepton sebenarnya tidak tega anak bungsu
yang biasa di manja olehnya di perlakukan seperti ini, namun ia pun tidak bisa
berbuat apa-apa. Lagi pula pantang baginya untuk membatalakan keputusan yang
telah ia buat.
“Kau tenang saja,
Black Fairys tidak pernah menyerang orang yang tidak punya kekuatan. Dia pasti
tidak akan menyakitimu, percayalah padaku.” Ramon berusaha mengajak bicara Hiro
ketika anak itu sedang menyendiri di depan lorong pembatas.
Hiro menggigit
bibir bawahnya dan memalingkan wajah, bahkan sampai saat ini orang-orang tetap
mengaggapnya lemah. Setidaknya Hiro punya keberanian menerima tugas tersebut,
menghadapi makhluk menyebalkan itu seorang diri. Pikirnya dalam hati.
“Aku akan
mendampingimu Hiro, kau tidak usah mengkhawatirkan apa pun.”
Lagi-lagi tidak
ada jawaban dari Hiro.
“Jika saja kamu
bisa mengkaji dari sudut pandang yang lain, Hiro. Kau seharusnya senang..” Ujar
Ramon.
Barulah setelah
itu Hiro mengarahkan wajahnya pada Ramon dengan ekspresi bingung.
“Balck Fairys
adalah makhluk yang luar biasa, bila tugas ini berhasil bayangkan saja kau akan
sehebat apa. Bahkan suatu saat aku dan kakak-kakakmu yang lain pasti akan iri
padamu. Semua makhluk akan menghormatimu karena kekuatanmu, bukan karena kau
adalah bungsu dari kepala kaum mereka. Kau tidak akan lagi melihat pandangan
meremehkan, atau anggapan lemah seperti yang kau rasakan selama ini.” Ramon
meyakinkan Hiro dengan menatap jauh ke dalam mata anak itu. “Hanya saja semua
itu butuh proses, bahkan ayah kita sendiri melalui berbagai macam hal untuk
bisa mencapai puncak kejayaanya saat ini.”
Hiro terdiam, pikiranya meloncat jauh dalam bayangan masa depan yang paling dia inginkan
selama ini. Bagaimana ia mengejek ekor Thunder padahal diam-diam sangat
menginginkan ekor itu menempel di bokongnya, bagaimana selama ini dia hidup
tersiksa dalam rasa iri dengki terhadap saudara-saudaranya, bagaimana pandangan
meremehkan selalu di arahkan beberapa makhluk kepadanya secara terang-terangan.
Ya, dia sangat ingin mengakhiri hari-hari seperti itu dan dia juga ingin
sekali melihat ayahnya bangga dengan kekuatanya.
"Kau harusnya
senang karena ada kesempatan mengubah semua ketidak adilan ini. Jika aku jadi
kau, aku pasti bersedia melakukan apa pun demi memiliki kekuatan itu. Bahkan
menghadapi makhluk yang lebih mengerikan dari Black Fairys, dengan lantang aku
akan bilang SIAP..” Nada Ramon meninggi, kemudian berakhir dengan satu senyum
simpul untuk Hiro.
Perlahan-lahan,
Hiro menarik kedua sudut bibirnya membalas senyum simpul Ramon. “Aku pasti
terlihat sangat tidak dewasa. Maafkan aku Ramon, aku terlambat mengerti semua
ini.”
Ramon
menepuk-nepuk bahu Hiro. “Sepertinya aku sudah mendapatkan kembali adik
bungsuku yang biasanya. Harusnya aku bicara padamu dari awal, maaf juga untuk
keterlambatanku.”
“Yah aku baru
kepikiran untuk bertanya, kemana kau selama ini?”
“Aku terlalu sibuk
menata keperluanmu di tempat yang jauh, pokoknya kau pasti akan terkejut.”
Ramon mengacungkan kedua jempolnya.
“Apakah tempatnya
benar-benar sudah di putuskan, bagimana suasananya? Apa menurutmu cocok
denganku?”
“Tempatnya
benar-benar luar biasa, kau akan merindukan udara pengap disini karena disana
sangatlah segar. Sudah kubilang tidak ada yang perlu kau khawatirkan, aku dan
Vigo sudah mengurus semua hal yang kau butuhkan.”
Kali ini senyum
Hiro melebar seperti biasanya, ia sempat berpikir akan kehilangan keceriaan
dalam hidupnya. pikiran yang sempit membuat ia tidak menyadari peluang menggiurkan
yang di tawarkan di depan matanya. Kali ini Hiro sudah mengerti, ia sudah
memantapkan hati untuk siap melakukan tugas ini dengan sepenuh hati.
“Aku tidak akan
mengucapkan terimakasih padamu. Sebaliknya, kaulah orang pertama yang akan ku
ajak duel bila sudah memiliki kekuatan.” Ucap Hiro dengan mata licik yang
menyala-nyala.
“Kita lihat saja
nanti, siapa yang paling kuat diantara kita. Aku pasti tidak akan sabar
menunggu hari berduel dengamu, cepatlah kembali.” Ramon menepuk-nepuk bahu Hiro.
Ramon dan Hiro
mengakhiri perbicangan itu dengan saling melempar pandangan licik setengah
menantang. Ramon bisa melihat semangat yang menyala-nyala di mata adiknya,
tekad yang kuat rupanya sudah terpatri di hatinya. Begitupun Hiro yang
merasakan dadanya yang beberapa hari terasa sesak kini berderdebam-debam tidak
sabar, menantikan masa depan cerah yang akan membawanya pada sesuatu yang
paling dia inginkan.
.
.
.
.
.
TBC