Diberdayakan oleh Blogger.

Popular Posts

Weekly post

Introduce (All About My Self)



Hai... Ah aku sudah lupa bagaimana caranya berbasa-basi, to the point agaknya lebih baik. Sekarang aku akan share all about me, tujuanya supaya kalian bisa mengenal lebih jauh tentangku. Enggak penting sih, cuman dari pengalaman nih kebanyakan orang-orang itu suka asal ngejudge se-enak jidatnya. Singkatnya sih kayak gini ‘Kamu tau aku, tapi kamu gak tau ceritaku!’
First, Nama aku Ai Nurkamila, cukup sederhana tapi dengan makna luar biasa yaitu ‘Cahaya Kesempurnan’. Semoga saja jiwa dan hatiku bisa secantik namanya ^^ Aku lahir di Tasik pada 1 Juni 1996, asli berasal dari tanah Sunda sehingga di beri nama depan Ai. Tapi kalau aku jadi penulis, Aika Mila ingin aku jadikan nama penaku. Tinggi badan 152 cm dengan berat badan tidak pernah melewati angka 45, aku lebih menghargai seseorang yang memanggilku mungil dari pada kecil apalagi pendek -_-
Golongan darahku AB, dari semua Goldar Facts yang kubaca AB adalah yang paling misterius dan banyak dikatakan punya kepribadian ganda. Entahlah, tapi aku sedikit menyutujui hal itu. Aku sering mendapati diriku sangat pintar, berani, kocak dan rajin. Namun ada juga bagian diriku yang ternyata sangat bodoh, pengecut, pemalu membosankan dan pemalas. Menurut penilaianku, sifatku ini di pengaruhi mood, waktu, tempat serta seseorang yang menjadi lawan bicaraku.
And this is....... All about Me!!

 Ini adalah wajahku dimasa transisi dari anak-anak menjadi remaja, saat itu aku sekolah di SMP N 1 Mangunreja. Dan setahun kemudian pindah ke SMP N 2 Cipatujah

Rumahku berada di Kp. Sukasari RT02/RW05 Ds. Cikawungading Kec. Cipatujah Kab. Tasikmalaya
Laut adalah lingkunganku, dan aku sangat menykainya
 Aku lulus dari SMP N 2 Cipatujah tahun 2012 kemudian melanjutkan pendidikan di SMA N 3 Kota Tasikmalaya. Ini diambil ketika aku duduk di kelas 1/
 Kelas 2 SMA merupakan masa jaya aku dan tim-ku, kami terdiri dari 3 orang dan sudah mengikuti berbagia lomba LKTI di beberapa instansi. Foto ini diambil ketika mengikuti lomba LKTI di Kuningan tahun 2013

 Aku suka sekali travelling, terutama yang berhubungan dengan alam. Saat di foto aku berada di Curug Deng-deng dekat rumah
 Aku suka laut
 Dan aku suka coklat, kue Hamtaro-nya Bread Talk adalah favoritku
 Aku suka pohon pinus dan cemara
 Di SMA N 3 Tasikmalaya aku mengikuti organisasi Pramuka 'Satya Buana-Satya Pertiwi Angkatan 30'
 Di Pramuka aku menjabat sebagai ketua putri, dan di beri nama panggilan 'Ambu'
 Pada tahun ketiga aku menempati kelas 12 A4 (FROST)
 Aku suka sekali sekolahku, tempat itu mengajariku banyak hal, memberiku pengalaman dan kenalan-kenalan luar biasa.
 Pada bulan Mei 2015 aku berhasil menyelesaikan pendidikan di SMA N 3 Tasikmalaya
Dan semua itu dari, oleh dan untuk Ayahku Tercinta. Yang sudah berusaha memenuhi keinginan anak tertuanya ini
Sekarang aku sudah terdaftar sebagai mahasiswa di Poltekkes Kemenkes Tasikmalaya, satu-satunya sekolah kesehatan 'Negeri' di Tasikmalaya. Mengambil Jurusan Kesehatan Gigi

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

BLACK FAIRYS (FANTASY) Chap 1


BLACK FAIRYS


            Di tempat yang tidak pernah di perkirakan manusia akan keberadaanya, berkumpul berbagai macam makhluk dengan kemampuan unik yang berbeda-beda. Mereka menempati ruangan lembab di bawah permukaan tanah dan di pimpin oleh kepala kaum bernama Nepton. Nepton sendiri di gambarkan sebagai kepala kaum yang tegas dan bijaksana, memiliki perwujudan manusia setengah singa dengan rambut ke-emasan melingkari ujung permukaan wajahnya. Tingginya hampir mencapai 3 meter, mengenakan jubah perak yang menjuntai dibawah kakinya. Kemampuanya adalah membaca pikiran semua makhluk yang bertatapan langsung denganya, karena itulah dia dijadikan kepala kaum.
            Nepton memiliki 12 anak laki-laki yang memiliki kemampuan unik kecuali sang bungsu bernama Hiro, dia juga satu-satunya yang punya berwujudan manusia sejati. Bungsu dari kepala kaum membuat Hiro mendapat perlakuan baik dan di manja semua saudaranya, selain itu semua keinginan Hiro terbiasa di kabulkan karena Nepton pun begitu menyayanginya. Namun hal itu tidak berlangsung lama karena meskipun telah tumbuh dewasa Hiro tidak menunjukan kepemilikan kekuatan, perwujudannya yang seperti manusia sejati juga membuat makhluk yang lain curiga. Hal itu membuat kaum yang menyebut mereka sendiri ‘Terasing’ itu mulai menurunkan kepercayaan mereka terhadap Nepton. Tidak sedikit dari mereka yang protes maupun berontak secara terang-terangan, untuk menghentikan gejolak yang terjadi mau tidak mau Nepton harus mengambil suatu tindakan. Dan satu-satunya harapan Nepton bagi Hiro adalah makhluk bernama Black Fairys.
            “Tapi Ayah, Hiro belum cukup dewasa untuk menghadapi makhluk setingkat Black Fairys.” Protes putra pertama Nepton bernama Pery.
            “Hal itu lebih baik dari pada ia di eksekusi atau di asingkan sepenuhnya ke dunia manusia.”
            “Tidak bisakah ayah melindungi Hiro dengan wewenang yang ayah miliki.” Tambah putra Nepton yang lain.
            Nepton menggeleng sembari menghembuskan nafas panjang. “Hanya karena Hiro adalah anak kepala kaum bukan berarti dia akan lolos dari peraturan. Jika tidak dari sekarang, maka akan lebih banyak lagi gejolak pemberontakan yang terjadi.” Tambahnya dengan nada putus asa.
            Semua orang yang ada di ruang platina termasuk putra-putra Nepton dan beberapa petinggi kaum terdiam setengah merenung. Nepton yang duduk menjadi kiblat semua orang akhirnya menggerakan tanganya, menyuruh seseorang memanggil Hiro. Tak berselang beberapa saat, Hiro muncul dengan langkah ringan ditambah senyum riang mengembang di wajahnya.
            “Apakah sudah saatnya bagiku untuk mengikuti rapat di ruang platina?” Katanya dengan nada tinggi yang kelewat bersemangat. Ia lalu mengedar pandangan penuh kagum pada tiap incni di ruangan itu.
            “Hiro, ayah tidak suka basa-basi dan akan langsung mengutarakannya padamu.” Nepton angkat bicara dengan nada berat .
            “Ayah tidak menerima penolakan, jadi mau tidak mau kau harus melaksanakan tugas ini.” Nepton terdiam sembari menatap Hiro lekat-lekat, lalu melanjutkan. “Kau akan di tempatkan di suatu daerah yang jauh dari tempat ini, dan tidak boleh kembali sebelum menemukan makhluk bernama Black Fairys.”
            Semua orang di ruangan itu menatap Hiro iba, namun bertolak belakang dengan ekspresi Hiro yang senang bukan kepalang. Ia bahkan membuat semua orang terkejut dengan meloncat-loncat girang.
            “Aku tidak percaya ini, pertama kali ikut serta rapat dan aku sudah di beri tugas. Akhirnya hari yang ku tunggu-tunggu telah tiba.” Hiro mengepalakan tanganya dan meninju langit dengan bangga. “Aku sangat iri pada semua saudaraku yang di beri tugas. Ayah kenapa tidak memberikan tugas ini dari dulu, kau tidak tau berapa lama aku menunggu tugas pertamaku.”
            Kemudian ruang platina seperti membeku, karena hampir semuanya menganga tak percaya pada respon yang akan Hiro tunjukan. 90% mereka menganggap Hiro yang manja akan merengek-rengek pada ayah atau saudaranya.
            “Dimana aku akan di tempatkan? Apakah di dekat mall yang waktu itu di tunjukan Vigo, atau di tempat dengan gedung-gedung yang banyak kendaraannya? Kau ingatkan Ramon, waktu itu kita sama-sama menghitung mobil yang lewat di pinggir jalan. Bahkan kita sampai berkelahi memperebutkan mobil merah itu, hahahaha........” Hiro tertawa terpingkal-pingkal sampai memegangi perutnya. “Sampai mobil itu menghilang kita masih berkelahi.”
            Keheningan terbelah dengan suara terbahak Hiro, sementara itu Ramon berusaha menahan malu dengan menyembunyikan wajahnya dari semua orang.
            Nepton berdehem keras sehingga tawa Hiro perlahan berhenti.
            “Jadi kamu menerima tugas pencarian Black Fairys ini?”
            “Tentu saja, memangnya dia jenis serangga macam apa sampai harus di cari-cari.” Jawab Hiro enteng.
            Semua orang terbelalak, bahkan bola mata Kaisar hampir meloncat dari singgasananya.
            “Jadi kamu belum tau sedikitpun mengenai Black Fairys?”
            Hiro mengangkat bahu.
            “Tidak kah kamu belajar sedikit saja tentang sejarah Kaum kita?” Nada Kaisar mulai meninggi.
            “Aih, sejarah sangat membosankan ayah. Lagi pula tidak baik mengingat-ngingat masa lalu, alangkah lebih bijak bila kita berfokus pada masa depan.” Hiro membusungkan dada, merasa dirinya sudah benar-benar dewasa.
            “Lalu apa yang biasa kamu dengarkan saat ayah memberi petuah setiap Jum’at pertengahan malam?”
            “Sebenarnya, aku dan Thunder sering melarikan diri setiap Jum’at pertengahan malam. Pidato ayah tidak menarik, selalu monoton dan itu-itu saja, hehe.”
            Semua orang tersentak tak terkecuali Nepton, wajahnya merah padam. Bahkan rambut peraknya seakan berubah menjadi semerah api. Sementara itu Thunder yang merupakan saudara ketiga Hiro tak kuasa mengangkat kepalanya, ia terlanjur malu pada semua orang.
            “Mengapa harus membawa-bawa namaku.” Rintih Thunder tertahan.
            Tak bisa di pungkiri, ternyata saudara Hiro yang lain tengah gelisah seraya berkomat-kamit takut namanya di bawa-bawa. Karena semua nama yang keluar dari mulut Hiro hanyalah sesuatu yang berhubungan dengan tindakan konyol dan memalukan.
            “Thunder...” Suara Nepton terdengar menggelegar. “Sebaiknya kau beritahu anak itu tentang Black Fairys. Dan sore ini aku ingin keputusannya sudah ada di mejaku, harus kau selesaikan semua yang bersangkutan dengan masalah ini.” Usai mengatakanya, Nepton meninggalkan singgasana dengan ekspresi kesal yang jelas.
            Seusai Nepton meninggalkan ruang platina suasana menjadi gaduh, saudara-saudaranya berdatangan satu persatu lalu bergantian menjitak kepala Hiro, apalagi mereka yang namanya keluar dari mulut Hiro.
            “Hei anak nakal.. Berani sekali kau bilang begitu pada ayahmu.” Giliran Pery sang anak tertua yang menjitak Hiro. Pery yang bisa bertransformasi menjadi naga adalah salah satu kemampuan favorit Hiro, oleh karena itu ia sangat iri kepadanya. Tidak, sebenarnya dia juga iri pada semua saudaranya yang masing-masing memiliki kekuatan unik.
            Hiro nyengir lalu berujar. “Aku hanya tidak terbiasa menyembunyikan apa yang aku pikirkan.”
            “Tapi walau bagaimanapun, kau akan jauh dari kami. Tidak ada lagi yang akan berani berkata hal yang macam-macam pada ayah.” Pery tersenyum kecil, lalu merengkuh Hiro. Memeluk adik bungsu nya yang sekarang tingginya hampir sejajar dengan dirinya. “Kau tumbuh dengan cepat.”
            Melihat pemandangan itu saudara-saudara Hiro yang lain kemudian mengerumuninya lagi, kali ini bergantian untuk memeluknya.
*          *          *
            “Dulu, nenek moyang kita hidup berdampingan dengan manusia. Karena pada hakiakatnya kita juga manusia, hanya saja kita bukan manusia biasa tapi manusia yang di beri kemampuan unik.” Thunder menjelaskan dengan tenang kepada Hiro saat berada di dekat kolam air panas yang bergejolak di depan mereka. “Black Fairys adalah hakim kami, berjumlah 4 dan masing-masing dari mereka mempunyai kekuatan luar biasa. Tidak ada satupun dari nenek moyang kita maupun manusia yang berani melawan mereka.”
            “Karena tidak memiliki kekuatan seperti nenek moyang kita, kaum manusia merasa iri. Dan mereka berusaha menyingkirkan nenek moyang kita. Peperangan pun terjadi, dan...”
            “Nenek moyang kita yang menang?” Potong Hiro.
            “Tentu saja, manusia yang lemah akan kalah dengan nenek moyang kita yang memiliki kemampuan. Namun peperangan itu menyebabkan banyak sekali kerusakan dibumi, sehingga ke empat Black Fairys pun turun tangan.”
            “Lalu apa yang terjadi pada nenek moyang kita?”
            “Mereka, membuang kita kesini.”
         “Apa?” Hiro terbelalak, ia fikir tempat ini memanglah tempat mereka dari awalnya. Mengingat bagaimana megah dan hebatnya dunia manusia Hiro merasa kekesalan mulai merambati pembuluh darahnya.
            “Mengapa kita tidak kembali dan meminta keadilan pada Black Fairys?” Desak Hiro.
        Thunder berdehem. “Black Fairys menghilang setelah itu, dua diantara mereka di kabarkan memusnahkan diri sebagai hukuman karena tidak bisa mencegah peperangan antar kaum kita dan kaum manusia. Dan untuk beberapa ratus tahun setelahnya Black Fairys hanyalah sebuah legenda. Sisa nya tidak pernah muncul lagi, dan mereka dianggap sudah menghilang oleh semua kaum.”
            “Lalu mengapa kita tidak kembali kedunia manusia?”
       “Ceritaku belum selesai.” Thunder menghirup nafas kuat-kuat. “Pada suatu hari kaum kita merencanakan penyerangan terhadap dunia manusia untuk menebus ketidak adilan yang menimpa kaum kita, namun kau tau apa yang terjadi?”
            Hiro menggeleng, suasana begitu hening sehingga Hiro bisa mendengar dengan jelas tiap kata yang keluar dari mulut saudaranya itu.
            “Kita tidak pernah benar-benar pergi dari tempat ini, seperti penjara. Ya, tempat ini seperti penjara bagi kaum kita.”
            Hiro mengerenyit.”Aku tidak mengerti.”
          “Kaum kita pernah beramai-ramai pergi melalui lobang pembatas namun mereka hanya kembali lagi ke dasar tempat ini, tidak benar-benar sampai ke dunia manusia. Dan itu merupakan tanda bahwa dua Black Fairys yang tersisa itu mungkin masih ada.”
            “Tapi aku, Vigo dan Ramon bisa pergi ke dunia manusia.” Hiro menyanggah.
            “Aku juga tidak mengerti, tapi aku pernah mendengar ada dua syarat untuk pergi ke dunia manusia. Yang pertama kau harus punya kekuatan, yang kedua hanya satu orang yang boleh ikut denganmu. Ramon punya kekuatan teleportasi yang bisa membuatnya pergi ke tempat lain dalam waktu singkat, Sementara Vigo bisa mengendalikan elemen tanah sehingga dapat pergi keluar melalui lubang di permukaan tanah. Kau harusnya ingat tidak pernah pergi dengan Vigo dan Ramon secara bersamaan.”
            “Ya kufikir hal itu benar, jadi itulah sebabnya.” Hiro mengangguk-ngagguk paham. “Thunder, aku ingin bertanya sebenarnya Black Fairys itu makhluk seperti apa? Maksudku bagaimana perwujudanya?”
            “Black Fairys adalah makhluk cahaya, punya perwujudan peri bersayap hitam yang sangat cantik. Tidak ada cela dari wujud mereka, kau bayangkan saja seorang perempuan yang memiliki pesona tingkt dewa. S-E-M-P-U-R-N-A”
            “Apa kau sendiri pernah melihatnya?”
            Thunder menggeleng kuat-kuat. “Tidak ada yang pernah, bahkan aku ragu ayah pernah meihatnya juga. Karena setiap kali bicara tentang Black Fairys dia selalu menghindar.”
            “Aku pikir tugas ini akan sulit.” Hiro merasakan kebranian dalam dirinya mengerucut.
            Thunder terkekeh. “Aku masih ingat bagaimana girang nya seseorang ketika diberi tugas pertama.”
            “Itu karena aku masih tidak tau..”
           “Tugas ini memang berat, maka dari itu kau harus hati-hati. Dunia manusia tidak setenang yang kau lihat selama ini, mereka tetap licik seperti dahulu. Aku benci manusia yang lemah dan memiliki sifat iri.” Maki Thunder,
            Hiro terdiam, ia memikirkan sesuatu yang baru saja di sadarinya. Lemah dan iri, rasanya kata-kata itu lebih mengingatkan ia pada dirinya sendiri ketimbang manusia.
            “Thunder, beritau aku tentang manusia itu.” Tanya Hiro dengan nada gelisah.
          “Yang pertama mereka tidak memiliki kekuatan, yang kedua mereka lemah karena membutuhkan tidur, mereka akan sakit, dan umur yang pendek.”
            Hiro mulai berkeringat dingin, lalu dengan nada bergetar ia berkata. “Thunder apa aku ini manusia?”
            Thunder terkesiap. “Mengapa kau bertanya tentang...” Kata-katanya menggantung, ia terdiam cukup lama lalu menatap Hiro tiba-tiba.
            “Aku pernah mendengar beberapa makhluk berkata hanya aku yang punya perwujudan manusia sejati, dan hanya aku yang tidak memiliki kekuatan. Thunder, memejamkan mata untuk waktu yang lama bukankah itu namanya tidur?”
            Thunder kehilangan kata-katanya, ia tampak tergagap. Ekor kadalnya bergerak-gerak gelisah tanda ia sedang bingung.
         “Thunder, untuk pertama kalinya aku merasa iri pada ekor jelekmu itu. Selama ini aku selalu mengejeknya padahal aku lah yang paling hina di antara kalian.” Hiro merasakan wajahnya memanas, ada yang mendesak keluar dari matanya. Dan ia tidak bisa menahanya lagi.
            “Hei, ada yang keluar dari matamu.” Thunder mencolek sesuatu berwujud cairan bening itu dari pipi Hiro lalu menjilatnya. “INI SUMBER MATA AIR... Siapa bilang kau tidak memiliki kekuatan, Hiro lihatlah hanya kau yang bisa membuat air mengalir dari matamu.”
          Hiro semakin terisak. “Manusia melakukanya juga, mereka bilang namanya menangis. Jangan mencoba mengalihkan topik pembicaraan Thunder, aku tidak bodoh lagi sekarang.”
            “Hirooo, kau adalah bagian dari kami. Apa pun yang terjadi bagiku kau bukanlah manusia.”
           “Tapi tidak semua makhluk berfikir begitu.. Thunder, apa karena inilah aku dibuang ke tempat yang jauh?” Hiro merasakan tubuhnya lemas, benteng yang ia bangun dengan kepercayaan itu mulai roboh sedikit demi sedikit oleh kenyataan yang ada.
            “Hiro.. Siapa yang bilang kau akan dibuang, kau hanya di kirim untuk sementara waktu sampai menemukan Black Fairys.”
            “Kau sendiri yang bilang ragu kalau ayah pernah bertemu dengan makhluk itu. Kalau orang sehebat ayah tidak pernah menemukanya, bagaimana dengan makhluk lemah yang tidak memiliki kekuatan sepertiku.”
            “Hiro...”
           “Aku telah mendapatkan semua informasi yang ku butuhkan. Bilang saja pada ayah aku akan pergi jika itu keinginan kalian.”
           Dengan langkah lunglai, Hiro pergi dari tempat itu. Sementara Thunder dengan berat hati membiarkan anak itu pegi tanpa mengucapkan sepatah kata pun lagi.
*          *          *
      Hiro tidak banyak bicara setelah di jatuhi tugas pertamanya, bahkan mendekati hari-hari pemberangkatan ia semakin menghindar dari semua orang. Tidak ayal semua makhluk di buat geger, sebelum benar-benar kehilangan Hiro mereka sudah terlebih dahulu kehilangan jiwa nakal anak itu. Nepton sebenarnya tidak tega anak bungsu yang biasa di manja olehnya di perlakukan seperti ini, namun ia pun tidak bisa berbuat apa-apa. Lagi pula pantang baginya untuk membatalakan keputusan yang telah ia buat.
            “Kau tenang saja, Black Fairys tidak pernah menyerang orang yang tidak punya kekuatan. Dia pasti tidak akan menyakitimu, percayalah padaku.” Ramon berusaha mengajak bicara Hiro ketika anak itu sedang menyendiri di depan lorong pembatas.
            Hiro menggigit bibir bawahnya dan memalingkan wajah, bahkan sampai saat ini orang-orang tetap mengaggapnya lemah. Setidaknya Hiro punya keberanian menerima tugas tersebut, menghadapi makhluk menyebalkan itu seorang diri. Pikirnya dalam hati.
            “Aku akan mendampingimu Hiro, kau tidak usah mengkhawatirkan apa pun.”
            Lagi-lagi tidak ada jawaban dari Hiro.
            “Jika saja kamu bisa mengkaji dari sudut pandang yang lain, Hiro. Kau seharusnya senang..” Ujar Ramon.
            Barulah setelah itu Hiro mengarahkan wajahnya pada Ramon dengan ekspresi bingung.
          “Balck Fairys adalah makhluk yang luar biasa, bila tugas ini berhasil bayangkan saja kau akan sehebat apa. Bahkan suatu saat aku dan kakak-kakakmu yang lain pasti akan iri padamu. Semua makhluk akan menghormatimu karena kekuatanmu, bukan karena kau adalah bungsu dari kepala kaum mereka. Kau tidak akan lagi melihat pandangan meremehkan, atau anggapan lemah seperti yang kau rasakan selama ini.” Ramon meyakinkan Hiro dengan menatap jauh ke dalam mata anak itu. “Hanya saja semua itu butuh proses, bahkan ayah kita sendiri melalui berbagai macam hal untuk bisa mencapai puncak kejayaanya saat ini.”
            Hiro terdiam, pikiranya meloncat jauh dalam bayangan masa depan yang paling dia inginkan selama ini. Bagaimana ia mengejek ekor Thunder padahal diam-diam sangat menginginkan ekor itu menempel di bokongnya, bagaimana selama ini dia hidup tersiksa dalam rasa iri dengki terhadap saudara-saudaranya, bagaimana pandangan meremehkan selalu di arahkan beberapa makhluk kepadanya secara terang-terangan. Ya, dia sangat ingin mengakhiri hari-hari seperti itu dan dia juga ingin sekali melihat ayahnya bangga dengan kekuatanya.
            "Kau harusnya senang karena ada kesempatan mengubah semua ketidak adilan ini. Jika aku jadi kau, aku pasti bersedia melakukan apa pun demi memiliki kekuatan itu. Bahkan menghadapi makhluk yang lebih mengerikan dari Black Fairys, dengan lantang aku akan bilang SIAP..” Nada Ramon meninggi, kemudian berakhir dengan satu senyum simpul untuk Hiro.
            Perlahan-lahan, Hiro menarik kedua sudut bibirnya membalas senyum simpul Ramon. “Aku pasti terlihat sangat tidak dewasa. Maafkan aku Ramon, aku terlambat mengerti semua ini.”
            Ramon menepuk-nepuk bahu Hiro. “Sepertinya aku sudah mendapatkan kembali adik bungsuku yang biasanya. Harusnya aku bicara padamu dari awal, maaf juga untuk keterlambatanku.”
            “Yah aku baru kepikiran untuk bertanya, kemana kau selama ini?”
            “Aku terlalu sibuk menata keperluanmu di tempat yang jauh, pokoknya kau pasti akan terkejut.” Ramon mengacungkan kedua jempolnya.
            “Apakah tempatnya benar-benar sudah di putuskan, bagimana suasananya? Apa menurutmu cocok denganku?”
            “Tempatnya benar-benar luar biasa, kau akan merindukan udara pengap disini karena disana sangatlah segar. Sudah kubilang tidak ada yang perlu kau khawatirkan, aku dan Vigo sudah mengurus semua hal yang kau butuhkan.”
            Kali ini senyum Hiro melebar seperti biasanya, ia sempat berpikir akan kehilangan keceriaan dalam hidupnya. pikiran yang sempit membuat ia tidak menyadari peluang menggiurkan yang di tawarkan di depan matanya. Kali ini Hiro sudah mengerti, ia sudah memantapkan hati untuk siap melakukan tugas ini dengan sepenuh hati.
            “Aku tidak akan mengucapkan terimakasih padamu. Sebaliknya, kaulah orang pertama yang akan ku ajak duel bila sudah memiliki kekuatan.” Ucap Hiro dengan mata licik yang menyala-nyala.
            “Kita lihat saja nanti, siapa yang paling kuat diantara kita. Aku pasti tidak akan sabar menunggu hari berduel dengamu, cepatlah kembali.” Ramon menepuk-nepuk bahu Hiro.
            Ramon dan Hiro mengakhiri perbicangan itu dengan saling melempar pandangan licik setengah menantang. Ramon bisa melihat semangat yang menyala-nyala di mata adiknya, tekad yang kuat rupanya sudah terpatri di hatinya. Begitupun Hiro yang merasakan dadanya yang beberapa hari terasa sesak kini berderdebam-debam tidak sabar, menantikan masa depan cerah yang akan membawanya pada sesuatu yang paling dia inginkan. 
.
.
.
.
.



TBC

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS